BIMA," Pilarbima.Com,-Rencana pembangunan Jembatan Lewa Mori, yang akan menghubungkan Kota Bima dengan wilayah Bolo dan Soromandi di Kabupaten Bima, menuai pro dan kontra di tengah masyarakat.
Proyek yang digagas oleh Anggota DPR RI Mori Hanafi (NasDem) ini dinilai dapat memperpendek jarak tempuh dan memperlancar arus ekonomi antarwilayah.
Namun, sejumlah pihak menilai pembangunan tersebut belum mendesak dan perlu ditinjau kembali.
Anggota DPRD Provinsi NTB Harwoto, S.H. (Golkar) menilai masih banyak sektor lain yang lebih prioritas, terutama kebutuhan masyarakat di bidang sosial dan ekonomi.
Selain itu, lokasi rencana jembatan disebut terlalu dekat dengan Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, hanya sekitar 1.300 meter dari ujung landasan pacu.
Secara teknis, jarak aman minimal adalah 3.000 meter agar tidak mengganggu jalur penerbangan. Jika dipaksakan, keberadaan jembatan bisa menimbulkan efek angin (downwind effect) yang berpotensi mengganggu stabilitas pesawat saat mendarat atau lepas landas.
Struktur jembatan juga berpotensi mengganggu pandangan pilot dan rencana pengembangan bandara di masa depan. Karena itu, sejumlah pihak meminta agar rencana ini dikaji ulang oleh otoritas penerbangan, seperti Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, KNKT, dan PT Angkasa Pura I.
Pembangunan Jembatan Lewa Mori dinilai sebagai ide baik untuk mendukung konektivitas wilayah. Namun, aspek keselamatan penerbangan dan tata ruang harus menjadi prioritas agar pembangunan tidak menimbulkan risiko penerbangan. (PB,******)
COMMENTS