.BIMA," Pilarbima.Com,-
Dinkes Provinsi Nusa tenggara Barat Adakan bimtek Bimbingan teknis ini untuk Persiapan adanya bencana. Isu strategik dalam rencana aksi tersebut berupa penyusunan program pengurangan risiko bencana dan mitigasi pada pra bencana;
penyelamatan dan pemenuhan kebutuhan pada saat bencana; serta koordinasi dan pelaksanaan pemulihan pasca bencana. Dalam hal ini Dinkes provinsi NTB gandeng dengan Dinkes kabupaten bima bersama tim Klaster Kesehatan ini sesuai dengan kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan bencana pada isu strategik Dinkes Provinsi NTB Pada bimtek Bimbingan teknis kali ini akan dibahas apa itu bagaimana pengaktifan klaster kesehatan, siapa saja yang bertugas dam klaster kesehatan dan bagaimana pembuatan peta respon dalam klaster kesehatan.
Kegiatan ini berlangsung satu hari di Aula Kantor Dinas kesehatan kabupaten bima," Dihadiri ketua Tim kerja Krisis Kesehatan provinsi NTB, Bapak Lalu Madahan, SKM, MPH," Tim klaster kesehatan kabupaten Bima, perwakilan anggota sub klaster berjumlah 12 orang. Pada kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala Bidang P2P Bapak Alamsyah, SKM, sebagai Koordinator Sub klaster Pencegahan dan pengendalian penyakit, Kepala Bidang Kesmas Ibu Bd. Sitha Ar Rahmawati,S.Keb Sebagai koordinator sub klaster kesehatan reproduksi, Bpk Iskandar S. sos, sebagai anggota sub klaster Yankes, Hadir juga Ibu Juraidah,S.Si, Apt sebagai Koordinator logistik. Masing masing,
kesehatan dinas Kesehatan kabupaten Bima, ketua Tim kerja Krisis Kesehatan provinsi NTB, Bapak Lalu Madahan, SKM, MPH memaparkan panjang lebar hal hal yang harus dilakukan oleh tiap sub klaster kesehatan.
Setiap sub klaster kesehatan memiliki peran dan fungsi yang berbeda dan saling mendukung. Sub klaster kesehatan antara lain sub klaster kesling harus melakukan asessment dampak lingkungan akibat bencana dengan menggunakan format REHA (Rapid Environmental Health Assessment) seperti dampak sumber air bersih, jelasnya , bapak lalu madahan
Kata ,"Lalu madahan" solusi menangani sumber air tercemar, penumpukan sampah akibat bencana, dan masalah kesehatan lingkungan lainnya, serta mampu menghitung kebutuhan logistik untuk penanganan lingkungan tersebut.
Demikian halnya sub klaster Gizi, harus mampu menangani dan menghitung sasaran terdampak bencana, logistik makanan untuk korban bencana, dll.
Sub klaster promkes terkait dengan komunikasi risiko bencana. Sub klaster jiwa mampu mengurus masalah trauma korban dan korban yang hilang. Semua sub klaster harus mampu meningkatkan kapasitas pada masing masing sub klaster dengan pelatihan khusus atau kegiatan serupa lainnya.
sub klaster diminta untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan tiap sub klaster, dan kegiatan serta materi apa yang perlukan. Diakhir kegiatan disepakati Akan dijadwalkan kegiatan pelatihan masing masing sub klaster dengan pendanaan dr dinkes propinsi yang disesuaikan dengan ketersediaan anggaran.(PB.dinkes kab)
COMMENTS